Definisi Literasi informasi dari berbagai organisasi,
Negara dan Ilmuan
Definisi literasi informasi sangat
banyak dan terus berkembang sesuai dengan kondisi waktu dan perkembangan di
lapangan. Amerika adalah tempat lahirnya istilah dan konsep information
literacy. Pada tahun 1974 Paul Zurkowski menggunakan istilah information
literacy untuk pertama kali dalam makalah yang diajukannya kepada U.S. National
Commission on Libraries and Information Science (NCLIS). Menurutnya “People trained in the application of information
resources to their work can be called information literates. They have
learned techniques and skills for utilizing the wide range of information tools
as well as primary sources in moulding information solutions to their problems”
(Behrens, 1994; Bruce, 1997a)[1]
hal ini berarti bahwa orang yang terlatih untuk
menggunakan sumber-sumber informasi dalam menyelesaikan tugas mereka disebut
orang yang melek informasi (information literate). Mereka telah mempelajari
teknik dan kemampuan menggunakan alat-alat dan sumber utama informasi dalam
pemecahan masalah mereka.
CILIP
“the UK Chartered Institute of Library and Information Professionals in
2003 mendefinisikan informasi literasi yaitu:
“Information literacy
is knowing when and why you need information, where to find it, and how to
evaluate, use and communicate it in an ethical manner.” [2]
Literasi informasi adalah mengetahui kapan dan mengapa kita memerlukan
informasi dimana kita menemukannya, dan bagaimana kita mengevaluasi,
menggunakan dan mengkomunikasikannya dengan cara yang etis.
Definisi ini menyiratkan beberapa ketrampilan untuk menjadi melek
informasi dibutuhkan pemahaman tentang :
- kebutuhan untuk informasi
- sumber daya yang tersedia
- bagaimana menemukan informasi
- kebutuhan untuk mengevaluasi hasil
- bagaimana bekerja dengan atau mengeksploitasi hasil
- etika dan tanggung jawab penggunaan
- bagaimana berkomunikasi atau berbagi temuan
- bagaimana mengelola temuan "(CILIP, 2003)
- sumber daya yang tersedia
- bagaimana menemukan informasi
- kebutuhan untuk mengevaluasi hasil
- bagaimana bekerja dengan atau mengeksploitasi hasil
- etika dan tanggung jawab penggunaan
- bagaimana berkomunikasi atau berbagi temuan
- bagaimana mengelola temuan "(CILIP, 2003)
Periode 1983 – 1992 Pustakawan
Amerika mulai membahas dan menyadari perlunya kemampuan atau keterampilan dalam
information literacy. Ide tersebut segera mendunia dan mendapat
tanggapan secara internasional. Berkembanglah definisi-definisi literasi dari
berbagai Negara antar lain
Amerika Serikat
"To
be information literate, a person must be able to recognize when information is
needed and have the ability to locate, evaluate, and use effectively the needed
information. Producing such a citizenry will require that schools and colleges
appreciate and integrate the concept of information literacy into their
learning programs and that they play a leadership role in equipping individuals
and institutions to take advantage of the opportunities inherent within the
information society." (American Library Association, Presidential
Committee on Information Literacy, Final Report , January 10, 1989)
“Agar
seseorang dikatakan memiliki keterampilan literasi informasi, ia harus mampu
untuk menyadari kapan informasi diperlukan dan memiliki kemampuan untuk
menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan secara efektif informasi tersebut.
Guna menghasilkan orang-orang demikian, maka sekolah dan perguruan tinggi
menerapkan dan mengintegrasikan konsep literasi informasi ke dalam program
pembelajaran dan mereka memerankan fungsi kepemimpinan dalam memperlengkapi
individu dan institusi untuk mengambil kesempatan inherent ini dalam masyarakat
informasi”
Australia
"Information
literacy is an understanding and set of abilities enabling individuals to
recognise when information is needed and have the capacity to locate, evaluate,
and use effectively the needed information'." (CAUL, 2004)
“Literasi
informasi adalah pemahaman dan kemampuan seseorang untuk menyadari kapan
informasi diperlukan, menemukan, mengevaluasi, dan menggunakannya secara
efektif.”
Inggris
"Information
literacy is knowing when and why you need information, where to find it, and
how to evaluate, use and communicate it in an ethical manner."
“Literasi
informasi adalah mengetahui kapan anda memerlukan informasi, ke mana
menemukannya, dan bagaimana mengevaluasi dan mengomunikasikannya secara etis.”
UNESCO
"Information
Literacy encompasses knowledge of one's information concerns and needs, and the
ability to identify, locate, evaluate, organize and effectively create, use and
communicate information to address issues or problems at hand; it is a
prerequisite for participating effectively in the Information Society, and is
part of the basic human right of life long learning." (US National
Commission on Library and Information Science, 2003)
"Literasi
informasi mengarahkan pengetahuan akan kesadaran dan kebutuhan informasi
seseorang, dan kemampuan untuk mengidentifikasi, menemukan, mengevaluasi,
mengorganisasi dan secara efektif menciptakan, menggunakan, mengomunikasikan
informasi untuk mencari solusi atas masalah yang dihadapi; juga merupakan
persyaratan untuk berpartisipasi dalam masyarakat informasi, dan merupakan hak
asasi manusia untuk belajar sepanjang hayat.
Komisi literasi informasi American
Library Association (ALA) yang bertugas mengkaji peran informasi di dunia
pendidikan, bisnis, pemerintahan, dan kehidupan sehari-hari dalam laporan
akhirnya pada tahun 1989 menyimpulkan bahwa : Information literate people
are those who have learned how to learn. They know how to learn because
they know how knowledge is organized, how to find information and how to
use information in such a way that others can learn from them. They are people
prepared for lifelong learning, because they can always find the information
needed for any task or decision at hand. (ALA, 1989, p.1)
”Orang yang berinformasi adalah mereka yang telah belajar
bagaimana belajar. Mereka mengetahui bagaimana harus belajar karena mereka
mengetahui organisasi pengetahuan, memahami cara menemukan informasi, dan
menggunakan/ memanfaatkan informasi sehingga pihak lain dapat belajar darinya.
Mereka adalah orang yang disiapkan untuk belajar sepanjang hayat karena mereka
selalu dapat menemukan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas atau
mengambil keputusan”.
Webber
& Johnston define information literacy as an efficient and ethical
information behaviour:
...information literacy
is the adoption of appropriate information behaviour to obtain, through
whatever channel or medium, information well fitted to information needs,
together with critical awareness of the importance of wise and ethical use of
information in society. (Webber & Johnston, 2002) ... Melek informasi
adalah adopsi dari perilaku informasi yang tepat untuk memperoleh, melalui apa
pun saluran atau media, informasi ini cocok untuk kebutuhan informasi, bersama
dengan kesadaran kritis tentang pentingnya penggunaan yang bijaksana dan etis
dari informasi dalam masyarakat. (Webber & Johnston, 2002)
Boekhorst (2003), dari
Belanda, menemukan bahwa semua definisi dan deskripsi dari literasi informasi
yang disajikan selama bertahun-tahun dapat diringkas dalam tiga konsep:
• Konsep TIK: melek
Informasi mengacu pada kompetensi untuk menggunakan ICT untuk mengambil dan
menyebarkan informasi.
• Informasi (ulang)
konsep sumber: melek informasi mengacu pada kompetensi untuk menemukan dan
menggunakan informasi secara mandiri atau dengan bantuan perantara.
• Konsep memproses
informasi: melek informasi mengacu pada proses mengenali membutuhkan informasi,
mengambil, mengevaluasi, menggunakan dan menyebarkan informasi untuk memperoleh
atau memperluas pengetahuan. Konsep ini mencakup baik ICT dan informasi
(kembali) sumber
Dari beberapa definisi di atas, maka pemahaman literasi
informasi mengandung beberapa hal di bawah ini:
1.
literasi informasi merupakan proses belajar bagaimana caranya belajar
2.
keterampilan literasi informasi mencakup pemahaman dan kemampuan seseorang
untuk:
o menyadari kapan
informasi itu diperlukan
o menemukan informasi
o mengevaluasi
informasi
o menggunakan informasi
yang diperoleh dengan efektif
o mengkomunikasikannya
dengan etis
3.
keterampilan literasi informasi merupakan persyaratan untuk berpartisipasi
dalam masyarakat berinformasi
Istilah Indonesia untuk information
literate, Menurut kaidah tata bahasa Indonesia pembentukan kata salah
satunya adalah dengan awalan ”ke” dan
akhiran ”an”. Dengan demikian akan dihasilkan bentukan ”keliterasian informasi”
yang diturunkan dari literasi informasi. Mengingat
belum tercantumnya kata literasi sebagai lema dalam KUBI, ada pihak yang lalu menggunakan istilah melek huruf. Kata melek
memang sudah menjadi salah satu lema dalam KUBI.
Selanjutnya juga dicantumkan juga hubungannya dengan kata huruf menjadikannya istilah melek huruf. Dapat diduga bahwa istilah
melek huruf lahir sebagai upaya mencari kebalikan
(antonim) dari isitilah buta huruf. Istilah buta huruf memang dikenal lebih
dahulu dibanding dengan istilah melek huruf.
Terkenalnya istilah tersebut seiring dengan upaya pemerintah
dalam memberantas buta huruf (illiteracy) dalam dasa warsa pertama pasca
kemerdekaan.[3]
Literasi informasi Keaksaraan mencakup informasi
mengenai informasi dari satu keprihatinan dan kebutuhan, dan kemampuan untuk
mengidentifikasi, menemukan, mengevaluasi, dan mengatur secara efektif
menciptakan, menggunakan dan mengkomunikasikan informasi untuk mengatasi
isu-isu atau masalah di tangan, yang merupakan prasyarat untuk berpartisipasi
secara efektif dalam Masyarakat Informasi, dan merupakan bagian dari hak asasi
manusia belajar seumur hidup. "(US Komisi Nasional pada Ilmu Perpustakaan
dan Informasi, 2003)[4]
[1] Information
Literacy: A Literature Review. www.learnhigher.mmu.ac.uk/research/InfoLit-Literature-Review.pdf akses 15 april 2011
[2]
C. Basli.
2010. Report on current state and best
practices in information literacy. Empatic (information competencies):
Project funded by the European Commission
Under the Lifelong Learning Programme. http://www.empat-ic.eu akses 13 april
2011
[3]
Blasius Sudarsono, MLS. Dkk.
2007. literasi informasi (information
literacy) :Pengantar untuk perpustakaan sekolah. http//perpusdigital.sutomo-mdn.sch.id Akses 14 april 2011
[4]
Trini Haryanti.Membangun
Gerakan Literacy Informasi Masyarakat Seminar ”Membangun Jawa Timur Membaca” http//adln.lib.unair.ac.id/.../gdlhub-gdl-proc-2009-triniharya-10355-membangu-y.pdf akses 15april 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar